Kamis, 31 Januari 2008

CERPEN

Sejuta perpisahan

SOFYAN terpaku di depan televisi TVRI yang sedang menyiarkan tilawah Al-Qur’an.Lantunan ayat-ayat suci mengalun dengan merdu dari bibir sang qari’.Sofyan menikmati keidahan firman Allah.Kalimat-kalimat suci dalam bahasa Arab itu menghujam relung hatinya.

Terasa sekali dirinya semakin terasing. Ya terasing oleh lingkungan sekitarnya yang mulai jauh dari nilai-nilai religius. Orang-orang di sekeliling sofyan telah banyak yang menjauh darinya. Bahkan orang – orang terdekatnya sekali pun seperti istri dan kedua anaknya.Hindun sang pendamping hidupnya mulai terpengaruh oleh gaya kehidupan yang materialistis.Kedua buah hatinya intan dan zamrud juga ikut terkontaminasi oleh gaya hidup baru sang mama.

Sang qori’ dilayar televisi kini sedang mengalunkan surah Maryam. Ia jadi mengingat kenangannya bersama istri dan anaknya di waktu dulu. Ya masa lalu yang teramat menyenangkan. Saat itu sofyan dan kelurganya selalu sholat berjamaah di mushollah rumahnya. Sehabis sholat mereka pun bertadarus bersama-sama.

Kini semua itu tinggal kenangan, tumpukan tikar sholat milik istri dan anak-anaknya sudah lama terabaikan di sudut mushollah rumahnya. Seandainya tikar itu bisa bicara ,tentulah tikar-tikar itu akan protes kepada hindun, intan dan zamrud.Yaa.. protes kenapa tikar mereka tidak pernah lagi dipakai untuk sholat seperti alas sholat milik sofyan.

“Hai., Pap? Mama pulang!” istrinya langsung menyelonong masuk.
Lelaki itu tak menggubris istrinya, Astagfirullah rupanya hindun sudah malas untuk mengucapkan salam . Entah racun apa yang selama ini di dapat melalui kumpul-kumpul dengan ibu-ibu PKK dan darma wanita yang gemar arisan, pamer perhiasan, ghibah dan kegiatan yang tidak berguna lainnya.

Hindun kini duduk didekat sofyan di taruhnya bungkusan plastik departemen store diatas meja.Entah isinya baju atau atau apalah. Sesaat kemudian tangan hindun membuka kardus McD. Tangan wanita itu meraih hamburger dari dalam kardus,hindun pun mengunyah makanan barat itu.
Sofyan tidak memperhatikan hindun, matanya masih mengamati lantunan ayat-ayat al-qur’an.

“ Wah bagaimana papa bisa maju kalau cuman nongkrong di depan televisi dan dzikir di dalam mushollah saja?” hindun mengomentari sikap suaminya.Lelaki itu diam tidak menjawab matanya terpejam. Di bukanya lebar-lebar untuk menagkap bacaan ayat 72 dan 73 surah Maryam.

“ Statis!” hindun mengeluarkan celaan dari mulutnya.” Mana mungkin Islam maju kalau punya pemimpin seperti papa? Makanya jangan heran papa tidak terpilih jadi anggota DPR. nama papa saja berada di urutan bawah daftar caleg.”

“ Aku tidak jadi anggota dewan bukan karena aku seperti yang mama katakan.” Sofyan menatap tajam istrinya.
“ Lantas?’
mamakan tahu sendiri.aku tidak mau menyetujui rencana dari ketua partai.Partai kami berpeluang besar memperoleh banyak kursi dalam pemilihan itu. Sebab massa umat islam yang taklid hampir di pastikan memilih partai ini. Karena kiyai mereka mengatakan wajib memilih partai sendiri.” Sofyan menghela nafas sejenak.

“ Sudah tahu partainya berpeluang besar menang kenapa tidak setia kepada pimpinannya?’ mulut kecil hindun mengomel.” Ya itulah akibatnya tidak nurut sama bos. Tetap tidak bisa jadi anggota dewan walaupun partainya sukses di pemilu. Namanya saja di urutan buncit.”

“ Apa??? Aku harus nurut kemauan ketua??? Itu gila namanya!!
“ papa yang gila.tidak bisa memanfaatkan peluang jabatan.”
“ Stop!!!Sofyan berseru tegas.” Aku tidak mau berpikir sekuler.Aku tidak ingin seperti teman-teman yang sudah teracuni virus kompromi dengan kebatilan.”

“ Zaman sekarang mana bisa hidup tanpa kompromi pak? Pakai dong akal sehatnya! Kita tidak hanya butuh idealisme doang.kita perlu makan juga.” Hindun berusaha menggurui suaminya.wanita itu tertawa geli melihat suaminya yang terlalu idealis.

Mata soyan terbelalak mendengar ucapan dari istrinya.” Apa waras kita kompromi dengan zionis?”

Apa salahnya? Toh cuman kompromi biasa,sebatas hubungan dagang seperti yang di usulkan oleh bos papa itu. Lihat, partai papa kini jadi pendukung utama kompromi tersebut.” Ujar hindun.

“ bagaimanapun alasannya,haram hukumnya berdamai dengan yahudi!”
“ papa ini siapasih? Kiai saja bukan, di kepengurusan pusat partaipun tidak jadi presidium
Ngaca dong, pa?
“ Seharusnya mama yang ngaca!”
“ Lho.. kok mama yang di suruh ngaca? Papakan yang sok idealis,sok alim,sok bersih dari KKN lah ,atau juga sok jadi pahlawan umat islam.memangnya papa kepingin disebut Mister Clean,hah..?
Sofyan menghirup napas dalam-dalam Masya Allah, ternyata hindun telah jauh berubah pendirian.
Akh, sofyan teringat masa lalu yang indah tentang istrinya. Dulu hindun seorang aktivis organisasi islam yang cukup militan di kampusnya.Dia mahasiswi yang cukup cerdas dan rajin,IP nya tiap semester selalu memuaskan.rutinitas bangku kuliah tak menghalangi hindun muda untuk aktif berda’wah di mesjid kampus.

Hindun selalu berusaha mengajak mahasiswi lainnya,khususnya teman-teman di jurusanya untuk main ke mushollah, sebenarnya usahanya tidak hanya sebatas sampai objek dakwahnya ketika mau sholat saja tertapi lebih dari itu,wanita yang kini jadi istrinya selalu berusaha men-sibghoh cewek-cewek yang selama ini tidak kenal dengan dengan islam. Ya pada akhirnya semakin banyak teman –teman yang mengikuti jejaknya
Ya jejak berbusana muslimah,jejak rajin kemushollah,jejak beramar ma’ruf nahi munkar,yang terpenting jejak menjadi figur wanita sholehah.

Sofyan kagum kepada hindun juga dikarenakan militansi dari wanita itu.sebab banyak orang,terutama aparat keamanan mejulukinya sebagai singa betina yang mengaum di podium.Yaa… hindun selau tak gentar berorasi jika turun untuk berdemo.meskipun namanya masuk dalam daftar target operasi (TO) militer karena orasi-orasinya yang merong-rong pemerintah.

Bahkan hindun pernah di bui dalam sebuah tahanan sebuah kantor polisi.Dia di tangkap dalam kasus mesjid kampus.Ketika itu beberapa kompi polisi dan tentara masuk kampus.Tampaknya intel pemerintah melaporkan bahwa dihalaman mesjid kampus terdapat rapat akbar mahasiswa islam yang mengecam militer yang membantai puluhan santri pondok pesantren di pinggir kota,tanpa alasan yang jelas.
Karena panglima militer tersinggung,dia mengerahkan tentara beserta kekuatan kavaleri ke tempat rapat akbar.

Perlawanan dari mahasiswa tak terelakan, namun mahasiswa harus kalah karena tidak memiliki senjata sepucuk pun.Pelanggaran Ham di sana tentara dengan sadis memukuli para mahasiswa dengan popor senapan.Mahasiswa yang melawan di tembak dengan senapan otomatis yang di isi dengan peluru karet.Meskipun lebih kecil bahayanya dari pada peluru tajam namun jika di tembak dari jarak dekat bisa meyebabkan kematian..Puluhan mahasiswa yang di curigai sebagai komunitas penggerak demo di tangkap.

Puluhan mahasiswa yang di tangkap akhirnya di titipkan di tahanan polisi,bayangkan, mereka di bui tanpa di pisahkan antara ikhwan dengan akhwat yang di anggap telah melawan pemerintah.di salah satu ruang tahanan itulah hindun dan sofyan sama –sama di penjara.Mereka bertemu dan akhirnya saling kenal selanjutnya, mereka mengikatkan diri dalam tali pernikahan.

Semula hindun tetap istiqomah memegang nilai islam dan idealisme militan seorang aktivis sekuler dari kampus, dia ingin berda’wah di masyarakat,khususnya dikalangan ibu-ibu.Hindun sering meninggalkan rumah untuk memberikan ilmu agama yang di dapatnya, jadwalnya padat sehingga untuk keluarganya pun sedikit waktu yang ia berikan.

Saat sikap jelek hindun belum muncul,sofyan menasehati istrinya agar tidak sering meninggalkan rumah” Mama harus sering memperhatikan keluarga.Kami sangat butuh perhatianmu ma.”

“Papa ini gimana sih,mama berdakwah.kita tidak boleh meninggalkan medan itu.Apa lagi kondisi masyarakat kita semakin tidak islami mereka melakukan syirik,bid’ah, dan kemaksiatan,ini sudah menjadi tugas kita pa.”
Hindun berbicara panjang lebar menjawab teguran dari suaminya.
“Iya mama betul. Tapi mubaligh kan banyak tidak hanya kita,jadi mama tidak perlu repot mencurahkan banyak waktu untuk mereka.mama perlu lebih memperhatikan keluarga.ingat intan dan zamrud jauh lebih membutuhkan mama.” Sofyan berusaha untuk mengingatkan istrinya.Lagi pula kita dilarang untuk menjadi lilin,lilin itu menyinari gelapnya malam,dengan cahanya tetapi dirinya sendiri terbakar dan menderita sampai akhirnya mati dengan mengenaskan.”

“Mama ngerti pa!” hindun memahami kalimat sofyan.” Dan kita diharuskan jadi bulan kan pa?” mama sudah berusaha untuk membagi waktu dengan baik percayalah pa!”

Entah lama-lama hindun berubah. Sikap negatifnya itu tumbuh secara perlahan-lahan seperti tetesan air yang melubangi batu. Yaaa.. begitu kuatnya pengaruh kumpul dengan ibu-ibu materialistis meskipun di poles dalam bentuk pengajianlah,majelis ta’limlah bakti amal lah, dan lah-lah lainya.

“ Pa’ mama tidak tahan lagi hidup dengan idealis seperti papa!” Deg! Kalimat hindun menembus telinga sofyan hingga menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya tentang masa lalu.

“Jadi?” sofyan butuh penegasan.” Seperti pembicaraan sebelumnya, mama minta cerai!”suara hindun ketus.” Mama bosan dengan idealisme papa,sulit untuk mencukupi kebutuhan kalau hanya mengandalkan gaji kecil papa sebagai guru.”

Sofyan sebelumnya sudah istikhorah,hasilnya,tuntutan hindun di penuhinya,keretakan bahtera tidak dapat di satukan lagi.” Kalau begitu maunya anak-anak ikut papa!”
“Ngga bisa! Mereka harus ikut mama! Dapat apa intan sama zamrud dari papanya? Sama mama mereka bisa hidup enak dengan usaha butik yang mama rintis. Mereka tidak akan makan idealis papa! Mereka butuh makan enak,pakaian bagus, dan perlengkapan hidup yang memadai,pa!

“ sama papa mereka dapat di didik agama!” sofyan memotong kalimat hindun, papa tidak ingin anak-anak hidup dalam lingkungan materialis yang sudah mama ciptakan,hidup dengan mama akan membuat mereka….”

“Akan membuat mereka apa? Hindun balas memotong kata-kata sofyan justru dengan papa mereka akan sengsara,mama tidak ingin anak-anak hidup dengan bapaknya yang miskin,dapat apa mereka?

Pendidikan agama! Lebih baik hidup miskin,tapi hidup dengan penuh ketenangan!
“oke,deh,kita tidak perlu ribut sekarng!
Tantang hindun.

Sofyan pasrah atas nasib buruk yang sedang menimpa hindun..Ya… mungkin itu pengaruh dari pada teman-teman hindun,yang sedang berusaha di ceramahinya.tapi karena hindun kalah kuat,justru dia sendiri yang telah tersibghoh oleh kebatilan.
Sofyan berdiri lemas di teras kantor pengadilan Agama.Pandanganya teriris-iris melihat kedua anaknya bersama hindun masuk mobil dan meninggalkannya sendiri.” Semoga Allah melindungi kedua anakku.Mudah-mudahan pula Allah memberikan hidayah bagi istriku amin…”

Lelaki itu sempat bimbang menerima kenyataan bahwa anaknya ikut hindun.Bagaimana tidak khawatir,hindun mempengaruhi mereka dengan budaya materialistis.” Ya Allah kuatkanlah hamba-Mu menerima ujian ini.Aku telah berusaha menjalankan tugasku sebagai hamba-Mu,ampunilah dosaku ya Allah,sofyan berdoa dalam hati.

Lelaki itu kecewa dengan keputusan pengadilan. yaaa… hakim lebih mementingkan masa depan kedua anaknya dari segi materi,bukan atas dasar keselamatan agama.” Aku harus tegar!” kedua matanya mengeluarkan dua tetas cairan kristal.Dia berpisah dengan sejuta kenangan,yaaa… dia merasa menghadapi sejuta perpisahan.



Tidak ada komentar: