Selasa, 12 Februari 2008

Calon Legislator PKS Tak Harus Muslim

Calon Legislator PKS Tak Harus Muslim

Kemarin sore sehabis sholat Asar saya mencoba untuk mengotak atik komputer karena pikiran sudah terlalu sumpek saya mencoba untuk membuka situs kaskus.
Ya ….membuka kaskus adalah kebiasaan rutin saya dikala sedang bete, maklum saja dikaskus saya bisa menyimak dan memperoleh informasi terbaru plus komentar-komentar dari para kaskus yang terkadang sering memancing saya untuk bisa tertawa sendiri. Saya mencoba untuk masuk ke forum politik alangkah tercengangnya saya ketika memperhatikan salah satu topik yang judulnya Calon Legislator PKS Tak Harus Muslim.

Serasa seperti tidak percaya melihat tema di kaskus, saya mencoba mencari-cari di google dan alhasil saya mendapatkan beberapa blog dari kader-kader dan simpatisan dari partai keadilan sejahtera yang sedang sibuk-sibuknya menyebarkan berita yang berusaha untuk mengklarifikasi perkataan dari Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul sembiring ketika raker PKS di Denpasar:

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membenarkan partainya akan membuka diri terhadap kader nonmuslim. "PKS mengakui keberagaman dan kita harus bisa mensinergikan keberagaman itu," katanya di sela musyawarah kerja nasional di Bali, Jumat (01/02).

Tak hanya itu, ia menambahkan, partainya juga siap mencalonkan calon legislator dari warga nonmuslim. Kebijakan ini, menurut dia, karena partai tidak boleh membatasi perbedaan suku, ras, dan agama. "Caleg nonmuslim silakan saja," katanya.

Penjaringan calon legislator, lanjutnya, tidak berdasarkan muslim atau nonmuslim, tapi lebih pada dasar kebersihan calon dari masalah korupsi, kepedulian calon, serta profesionalitas. "Kami juga akan cari orang-orang untuk calon legislator yang amanah," katanya.

Saat ditanya apakah PKS juga akan mengirimkan atau menempatkan menteri nonmuslim jika memenangkan pemilu, ia menjawab, "Itu kejauhan, kami harus bicarakan legislatif dulu." Namun, ia tidak menampik jika pada pemilihan presiden nanti partainya akan berkoalisi dengan partai lain. "Sangat mungkin kami berkoalisi dengan partai lain," katanya.

Untuk pemilu legislatif 2009 nanti, lanjutnya, PKS mematok target 20 persen perolehan suara. Taget tersebut dinilai rasional. Dari 146 pemilihan kepala daerah, lanjutnya, 86 diantaranya dimenangkan PKS. "Hasil riset, kami hanya membutuhkan tambahan 5 persen suara lagi untuk sampai 20 persen," katanya.

Selain membuka diri terhadap calon nonmuslim, lanjutnya, partainya juga akan meningkatkan soalialiasi ke desa-desa, pemukiman nelayan, serta komunitas penduduk yang selama ini belum tersentuh partai. "60 persen pemilih hanya tamatan SMP," katanya.

Strategi lain, kata dia, basis partai yang semula pengkaderan akan diubah menjadi partai yang berbasis massa. "Angka 20 persen bisa dicapai jika partai tidak lagi berbasis kader, tapi massa."Sebelumnya, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera Bali Heri Sukarmeni mengatakan pencalonan calon legislasi nonmuslim tidak perlu mengubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. "Di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tidak disebutkan kader harus Islam.

Dalam menanggapi asumsi yang sudah tersebar di masyarakat para petinggi-petinggi partai tersebut berusaha untuk melakukan klarifikasi guna menghindari terjadinya krisis kepercayaan dari kader, simpatisan, dan masyarakat umum yang selama ini telah mempercayakan suara mereka terhadap PKS. Adapun isi pembelaan yang tersebar dari kader-kader PKS tersebut dapat kita simak disini http:
//news.okezone.com/index.php/Re...partai-terbuka.

Setelah membaca klarifikasi itu saya hanya bisa melihat dan menilai betapa PKS bak seorang pesilat yang sedang uplek menebas bayangan sendiri, betapa tidak, para petinggi partai tersebut lagi-lagi telah menunjukan ketidak konsistennya sikap mereka terhadap apa-apa yang mereka dengung-dengungkan selama ini. Katanya Partai yang berusaha untuk memperjuangkan syari’at Islam, Partai anti barat (kafir), Partai yang selama ini meneriakan teriakan Allahu Akbar dengan lantang di pinggir-pinggir jalan dalam rangka aksi demonstrasi untuk memboikot produk kafir tapi kenyataannya mereka sendiri yang melakukan makar terhadap apa-apa yang telah mereka cetuskan sendiri.

Coba kita simak dan perhatikan bersama betapa rancunya pernyataan dari para petinggi-petinggi PKS tersebut, ini kah misi syari’at Islam yang selama ini mereka dengung-dengungkan? Syari’at Allah yang manakah yang sedang mereka perjuangkan? Katanya mereka ahlul sunnah, sunnah Rasul yang manakah yang sedang mereka amalkan? Adakah dari kalangan Ahlul Sunnah yang mencampur adukan antara yang haq dan yang bathil? Justru Ahlul Sunnahlah yang paling tegas sikapnya terhadap kebathilan.Tidak cukupkah ini sebagai bukti untuk melihat dan menilai betapa bobroknya mental dan moral politik dari partai ini, hanya demi untuk menarik simpati dan suara dari masyarakat, semua sudah di perbolehkan. Demi untuk mencapai Kursi kekuasaan yang haram dihalalkan, ayat-ayat Allah diperjual belikan, Agama Allah dijadikan bahan olok-olokan, demi untuk mencapai syahwat politik ( kekuasaan) innalillahi wainnailaihirojiun……….

Coba kita simak dan kaji kalimat bersayap ala petinggi-petinggi PKS yang dimana mereka menyatakan bahwa “Untuk daerah-daerah basis non muslim (kekhususan) seperti Papua, NTT atau Bali, caleg non muslim dimungkinkan selama tidak melanggar syariat dan dalam rangka mewakili komunitas non muslim dan hal ini dilakukan secara proporsional.”

Setahu saya orang-orang dipartai ini termasuk orang-orang intelek tetapi kok terlihat bodoh untuk memaknai kalimat sendiri, sekarang silahkan tanya ke ustadz, kyai di pondok, pengurus PKS, atau kader-kader binaan PKS yang terhimpun dalam kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia(KAMMI): "Bagaimana anda bisa mengatakan bahwa kalau caleg PKS nanti yang non-muslim dimungkinkan selama tidak melanggar syari’at Islam, padahal jelas agamanya mereka bukan Islam, apakah orang-orang non muslim mengerti tentang syari’at Islam? semua tindakan dan cara berfikir mereka bisa sejalan atau cocok ngga dengan syariat (Islam)?
"Bukankah dengan hanya tak bersyahadat itu saja, artinya otomatis mereka tidak bersyari’at? Kenapa logika dari orang-orang yang katanya intelek ini bulat gitu ya?

Siapapun kalau dia mau berpikir pasti akan merasa bingung untuk menerjemakan makna kalimat “Non Muslim asal tak langgar syariat” memangnya non muslim bisa melanggar syari’at islam? Setahu saya kalau mereka tidak diperbolehkan untuk mengikuti syari’at jadi tidak ada yang disebut dengan istilah melanggar.Namun perlu dicermati bahwa kebijakan yang dibuat PKS sangat membingungkan...Hampir setiap orang bijak memiliki keyakinan yang kuat terhadap apa yang dipercayainya...Bagaimana mungkin orang bijak, yang non-muslim yang memegang teguh apa yang dipercayainya tidak melanggar syariat islam ?
Apa maksud dari pernyataan PKS itu ?

Dalam pandangan saya, tidak ada muatan yang jelas dalam pernyataan itu, melainkan hanya muatan politik semata, yang dimana para petinggi PKS berusaha untuk memberikan citra "seakan-akan" PKS partai yang mendukung pluralisme dalam tubuh partainya, apakah PKS ingin menjaring para penjilat-penjilat?
Menjelang pemilu 2009, PKS memulai manuver-manuvernya, dan anehnya manuvernya lebih kental unsur politiknya daripada unsur keagamaannya...

Dalam dunia politik terdapat suatu prinsip Tidak ada kawan dan lawan yang abadi yang abadi adalah kepentingan. Karena faktor suara yang di peroleh sedikit dan mengingat suara yang di peroleh akan semakin berkurang jika hanya tetap mempertahankan prinsip semula, maka cara apapun akan di tempuh termasuk membuka ruang bagi orang-orang non muslim yang disebut mereka dengan istilah partai terbuka, politik tetep aja politik apapun bungkusnya, tetap berisikan sampah.

Untuk kepentingan politik, agama bisa disisihkan.... halal jadi haram dan harampun jadi halal atau samar-samar, mungkin karena para petinggi partai PKS sudah mulai sadar bahwa kalau hanya sekedar menjual label agama saja PKS tidak bakalan laris.
Setelah Mendengar pandapat dari para pengamat politik yang berasal dari dalam dan luar negri yang menyatakan bahwa partai yang berbasis islam saja akan melorot perolehan suaranya pada pemilu tahun 2009 mendatang,PKS pun mulai ciut dan berubah haluan.

Ketika sesuatu golongan tidak mendapat tempat pada masyarakat tertentu, maka dia berbaur, menerima pluralisme, dll, yang walaupun pada kenyataannya itu "bertentangan" dengan dasar-dasar golongan tersebut, hanya untuk bisa tetap eksis pada daerah tersebut, hal ini lumrah dalam dunia politik, sebagai proses adaptasi dan "evolusi".

Dengan jelas tanpa ragu PKS telah memproklamirkan diri sebagai partai politik Anti Dakwah Tauhid (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah)!!
Kalau sebelumnya banyak dari kalangan PKS yang merasa “mantap” dengan pengakuan mereka sebagai Ahlus Sunnah, maka dengan keluarnya Risalah Fitnah ini tersingkaplah tirai “bergincu” (baca:politik buah bibir) yang selama ini menjadi pemulas bibir (buah mulut) para da’inya untuk mengkamuflasekan hakekat dakwahnya yang sebenarnya memusuhi dakwah ini.

Sekarang –alhamdulillah- Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperjelas posisi mereka dalam memusuhi dakwah Tauhid.Si kabut telah sirna Jurang menganga tampak jelas di depan mata. Marilah kita memohon rahmat dan keselamatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baiti Jannati (rumahku surgaku) atau…”Jalani” Jannati (jalananku surgaku)?!
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (QS. An Nur: 63)

“Barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah mendapat
keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 71).

“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. Dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya. Dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas..” (QS.Fathir:19-21)

“Adakah orang yang mengetahui, bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (QS.Ar-Ra’d:19)

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS.Al-Ahzab:36)

Firman Allah, artinya: “Maka apakah orang yang beriman, seperti orang yang fasik (kafir)?” (QS. As-Sajdah:18)
Artinya: “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu” (QS. Al-Jatsiyah:21)

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir sebagai walinya selain orang-orang mukmin. Barangsiapa yang mengerjakan demikian maka tidaklah dari Allah sedikitpun, kecuali kalau kamu takut dari mereka.” (QS. Ali Imran: 28)
Artinya: “Hanya saja wali-wali kalian adalah Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat serta mereka ruku’. Barangsiapa yang berpaling dari Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman maka sesungguhnya hizbullah pasti akan menang.” (QS.Al Maidah: 55-56)

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS. Al An’am:116)

“Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik” (QS. Al A’raf: 102)

“Islam pada mulanya dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya” (HSR. Muslim no.146)

“Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan diantara kamu benci pada kebenaran itu” (QS. Az-Zukhruf:78).


Tidak ada komentar: