Kemarin malam, saya mengikuti siaran berita ditelevisi dan di sana disiarkan tentang pidato Ibu Megawati tentang penanganan masalah yang dihadapi indonesia oleh Pemerintahan SBY yang dinilai kurang serius dan terkesan lamban dalam menangani krisis multi sosial di Indonesia yang di ibaratkan oleh dia seperti menari poco-poco.... maju selangkah ... mundur selangkah.... maju dua langkah... dan mundur 2 langkah..…
Megawati mengkritik tajam pemerintahan SBY. Sebagai oposisi, ketua umum PDIP itu menyorot sejumlah kelemahan penguasa. Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengkritik kinerja pemerintah dinilai hanya sekadar mengambil hati rakyat tanpa memberi arahan operasional dan kontekstual.
Dalam pidato politik pada Rakernas II PDIP di Jakarta yang dimulai kemarin (8/9), Megawati menyebut pemerintahan SBY going nowhere. "Going nowhere itu artinya selama lima tahun, kita tidak pergi ke mana-mana," ujarnya berapi-api.
Mantan presiden itu mengaku prihatin terhadap kesejahteraan rakyat yang semakin merosot. Padahal, APBN terus meningkat sekitar 80 persen sejak 2005 hingga sekarang. Tapi, pada saat yang sama, kemiskinan dan pengangguran tetap saja meningkat dibandingkan 2005.
Melihat kecenderungan tiga tahun perjalanan pemerintahan, dia mengaku pesimistis ada perbaikan yang cukup signifikan. Janji untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran sekitar 50 persen pada 2009, ungkap Mega, rasa-rasanya hanya akan menjadi angan-angan.
"Janji setinggi langit, pencapaian hanya sampai di kaki bukit," kata Mega yang langsung disambut tepuk tangan meriah sekitar 1.500 jajaran struktural PDIP, baik level pusat maupun daerah yang memadati Hall B Gedung PRJ, Jakarta Utara.
Selain itu, Mega menyebut telah terjadi delegitimasi partai politik yang terlihat sangat sistematis. Gejala tersebut, kata dia, mulai terasa sekitar 2002 dan terus berkembang secara intensif hingga sekarang. "Seakan-akan, parpol hanya mempunyai segi buruk," tegasnya.
Mega mengingatkan bahwa bangsa Indonesia pernah mengalami kecenderungan negatif itu sepanjang tahun ’50-an dan paro pertama ’60-an. "Kita semua menyaksikan apa akibatnya," ujarnya.
Putri Bung Karno itu mengakui, partai politik memang belum dewasa dan masih perlu diperbaiki. Sebab, perkembangan parpol masih pada tahap awal sejak reformasi. "Jadi, bukan berarti sistem kepartaian tidak punya masa depan atau perlu dihancurkan," tandasnya.
Mega menyatakan, tidak ada demokrasi yang tumbuh sehat dan kuat tanpa sistem kepartaian yang benar-benar matang. Fungsi partai politik, tegas dia, antara lain, harus menjadi wadah pengorganisasian rakyat yang berdaulat dan pendidikan politik. "Untuk itu, partai politik bukan sekadar kendaraan untuk pemilihan presiden atau pilkada," katanya.
Sebagai seorang mahasiswa yang sedikit mengerti tentang bagaimana kejamnya dunia politik saya menjadi tercengang mendengar Pidato dari petinggi partai PDIP tersebut.
Jika kita cermati pidato itu suatu saat dapat menyulut kembali kericuhan di indonesia.
Menurut saya pribadi,Presiden dari suatu negara dalam menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi dalam ruang lingkup negaranya sangat tidaklah mudah
Dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperbaiki kembali borok dan
Kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah berlangsung selama puluhan tahun,begitu
pula halnya dengan presiden SBY pastilah membutuhkan waktu yg cukup lama juga
agar bisa memperbaiki kembali kondisi indonesia.Dan hal itu sangatlah tidak mungkin
untuk bisa di selesaikan hanya dalam kurun waktu Tiga tahun,apatah lagi pada masa
pemerintahan beliau banyak menghadapi kendala dan melalui banyak ujian,bencana
alam yang datang silih berganti terus melanda negri ini,dan tentu kita tidak bisa menyalahkan pemerintah dalam hal ini,seharusnya yang kita salahkan adalah diri
kita sendiri,pertanyakan pada diri sendiri kenapa Allah menurunkan bencana itu.
Tapi begitulah kenyataan dari manusia yang hidup di bangsa ini hanya bisa
menyalahkan orang lain tanpa mau menginstropeksi diri,kebanyakan dari kita
hanya berharap dari pemerintah tanpa mau berbuat sesuatu yang bisa berguna bagi
diri sendiri dan untuk bangsa dan negaranya.
Tantangan dan kendala tersebut sangatlah sulit, dan harus dihadapi oleh presiden
SBY dalam menyelesaikannya. Dan saya pun yakin, Mega pun ngga bakalan mampu
Menghadapi segelumit masalah seperti yang di hadapi oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono sekarang,toh ketika dia duduk sebagai presiden dulupun dia sendiri ngga
Bisa menyelesaikan masalah Indonesia dan membawa Indonesia ke arah kemajuan
Yang terjadi malah sebaliknya indonesia malah digiring ke persoalan baru,aset-aset
Negara di jual untuk memperkaya keluarga beserta koloni dan konco-konco
Premanismenya yang ada di PDIP.
Tidak adakah sisi kebaikan dari pemerintahan SBY atau tidak adakah perbaikan yang di lakukan oleh SBY selama dia menjabat sebagai presiden RI? Seharusnya kita berkaca dulu Sebelum mengklaim buruk sesuatu."PDI Perjuangan sebagai pihak oposisi sebaiknya memberi solusi alternatif, bukan hanya memberi catatan `pepesan kosong`,"
Sebelumnya, Megawati dalam pembukaan Rakernas II PDIP mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selama tiga tahun ini belum menghasilkan sesuatu yang diharapkan rakyat.
Pidato Megawati adalah sekadar menyampaikan wacana yang sudah tidak kontekstual dan hanya digunakan untuk merayu rakyat yang pernah dikecewakan selama Megawati menjadi presiden 1999 - 2004.
"Yang harus dilakukan Mega bukanlah sekedar pidato. Tetapi harus melakukan otokritik atau berkaca pada hasil yang telah dilakukan para kader PDIP. Apakah kader PDIP itu sudah melakukan tindakan yang berguna buat rakyat, atau sebaliknya sebagai elemen yang selama ini membuat rakyat terpuruk,"
Megawati, sebaiknya menyampaikan pidato yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukannya untuk memperbaiki kondisi negara saat ini, dan bukan hanya mengkritik tanpa memberikan solusi."Kalau hanya mengkritik, rakyat tidak akan percaya lagi karena PDIP pernah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan rakyat pada waktu Mega menjadi presiden,"
Megawati mengkritik tajam pemerintahan SBY. Sebagai oposisi, ketua umum PDIP itu menyorot sejumlah kelemahan penguasa. Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengkritik kinerja pemerintah dinilai hanya sekadar mengambil hati rakyat tanpa memberi arahan operasional dan kontekstual.
Dalam pidato politik pada Rakernas II PDIP di Jakarta yang dimulai kemarin (8/9), Megawati menyebut pemerintahan SBY going nowhere. "Going nowhere itu artinya selama lima tahun, kita tidak pergi ke mana-mana," ujarnya berapi-api.
Mantan presiden itu mengaku prihatin terhadap kesejahteraan rakyat yang semakin merosot. Padahal, APBN terus meningkat sekitar 80 persen sejak 2005 hingga sekarang. Tapi, pada saat yang sama, kemiskinan dan pengangguran tetap saja meningkat dibandingkan 2005.
Melihat kecenderungan tiga tahun perjalanan pemerintahan, dia mengaku pesimistis ada perbaikan yang cukup signifikan. Janji untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran sekitar 50 persen pada 2009, ungkap Mega, rasa-rasanya hanya akan menjadi angan-angan.
"Janji setinggi langit, pencapaian hanya sampai di kaki bukit," kata Mega yang langsung disambut tepuk tangan meriah sekitar 1.500 jajaran struktural PDIP, baik level pusat maupun daerah yang memadati Hall B Gedung PRJ, Jakarta Utara.
Selain itu, Mega menyebut telah terjadi delegitimasi partai politik yang terlihat sangat sistematis. Gejala tersebut, kata dia, mulai terasa sekitar 2002 dan terus berkembang secara intensif hingga sekarang. "Seakan-akan, parpol hanya mempunyai segi buruk," tegasnya.
Mega mengingatkan bahwa bangsa Indonesia pernah mengalami kecenderungan negatif itu sepanjang tahun ’50-an dan paro pertama ’60-an. "Kita semua menyaksikan apa akibatnya," ujarnya.
Putri Bung Karno itu mengakui, partai politik memang belum dewasa dan masih perlu diperbaiki. Sebab, perkembangan parpol masih pada tahap awal sejak reformasi. "Jadi, bukan berarti sistem kepartaian tidak punya masa depan atau perlu dihancurkan," tandasnya.
Mega menyatakan, tidak ada demokrasi yang tumbuh sehat dan kuat tanpa sistem kepartaian yang benar-benar matang. Fungsi partai politik, tegas dia, antara lain, harus menjadi wadah pengorganisasian rakyat yang berdaulat dan pendidikan politik. "Untuk itu, partai politik bukan sekadar kendaraan untuk pemilihan presiden atau pilkada," katanya.
Sebagai seorang mahasiswa yang sedikit mengerti tentang bagaimana kejamnya dunia politik saya menjadi tercengang mendengar Pidato dari petinggi partai PDIP tersebut.
Jika kita cermati pidato itu suatu saat dapat menyulut kembali kericuhan di indonesia.
Menurut saya pribadi,Presiden dari suatu negara dalam menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi dalam ruang lingkup negaranya sangat tidaklah mudah
Dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperbaiki kembali borok dan
Kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah berlangsung selama puluhan tahun,begitu
pula halnya dengan presiden SBY pastilah membutuhkan waktu yg cukup lama juga
agar bisa memperbaiki kembali kondisi indonesia.Dan hal itu sangatlah tidak mungkin
untuk bisa di selesaikan hanya dalam kurun waktu Tiga tahun,apatah lagi pada masa
pemerintahan beliau banyak menghadapi kendala dan melalui banyak ujian,bencana
alam yang datang silih berganti terus melanda negri ini,dan tentu kita tidak bisa menyalahkan pemerintah dalam hal ini,seharusnya yang kita salahkan adalah diri
kita sendiri,pertanyakan pada diri sendiri kenapa Allah menurunkan bencana itu.
Tapi begitulah kenyataan dari manusia yang hidup di bangsa ini hanya bisa
menyalahkan orang lain tanpa mau menginstropeksi diri,kebanyakan dari kita
hanya berharap dari pemerintah tanpa mau berbuat sesuatu yang bisa berguna bagi
diri sendiri dan untuk bangsa dan negaranya.
Tantangan dan kendala tersebut sangatlah sulit, dan harus dihadapi oleh presiden
SBY dalam menyelesaikannya. Dan saya pun yakin, Mega pun ngga bakalan mampu
Menghadapi segelumit masalah seperti yang di hadapi oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono sekarang,toh ketika dia duduk sebagai presiden dulupun dia sendiri ngga
Bisa menyelesaikan masalah Indonesia dan membawa Indonesia ke arah kemajuan
Yang terjadi malah sebaliknya indonesia malah digiring ke persoalan baru,aset-aset
Negara di jual untuk memperkaya keluarga beserta koloni dan konco-konco
Premanismenya yang ada di PDIP.
Tidak adakah sisi kebaikan dari pemerintahan SBY atau tidak adakah perbaikan yang di lakukan oleh SBY selama dia menjabat sebagai presiden RI? Seharusnya kita berkaca dulu Sebelum mengklaim buruk sesuatu."PDI Perjuangan sebagai pihak oposisi sebaiknya memberi solusi alternatif, bukan hanya memberi catatan `pepesan kosong`,"
Sebelumnya, Megawati dalam pembukaan Rakernas II PDIP mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selama tiga tahun ini belum menghasilkan sesuatu yang diharapkan rakyat.
Pidato Megawati adalah sekadar menyampaikan wacana yang sudah tidak kontekstual dan hanya digunakan untuk merayu rakyat yang pernah dikecewakan selama Megawati menjadi presiden 1999 - 2004.
"Yang harus dilakukan Mega bukanlah sekedar pidato. Tetapi harus melakukan otokritik atau berkaca pada hasil yang telah dilakukan para kader PDIP. Apakah kader PDIP itu sudah melakukan tindakan yang berguna buat rakyat, atau sebaliknya sebagai elemen yang selama ini membuat rakyat terpuruk,"
Megawati, sebaiknya menyampaikan pidato yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukannya untuk memperbaiki kondisi negara saat ini, dan bukan hanya mengkritik tanpa memberikan solusi."Kalau hanya mengkritik, rakyat tidak akan percaya lagi karena PDIP pernah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan rakyat pada waktu Mega menjadi presiden,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar