Rabu, 23 Januari 2008

KETIKA RASA MALU TELAH HILANG

KETIKA RASA MALU TELAH HILANG
Banyak alasan yang bisa di kemukankan oleh sebagian orang pada zaman sekarang ini
untuk tidak memiliki rasa malu.
Tapi yang sering di ungkapkan sebagai alasan, hanya berkisar pada satu kepentingan semata,
yaitu yang di anggap menguntungkan diri sendiri. Muncul berbagai fenomena akan ke tidak
adanya rasa malu ini, plus berbagai alasan yang kayaknya terkesan benar.Ada pula fenomena yang terkesan malu-maluin yang di legitimasi sebagai rasa malu yang pada tempatnya.

Tak Tahu Malu
pada zaman kakek nenek kita dahulu, wanita yang berkeliaran di jalan dengan memakai celana pendek, baju satu jari tentu akan di kritik habis-habisan dan akan menjadi buah bibir bagi masyarakat.
Tapi sekarang suasananya menjadi telah berubah, seiring dengan perkembangan zaman
dan perubahan pranata sosial dalam masyarakat kita.
Sekarang kondisi lingkungan dalam masyarakat kita semakin jauh dan bahkan terkesan tidak perduli dengan fenomena yang seperti itu, bagi mereka pemandangan perempuan yang serba minor dengan pakaian yang serba wah adalah merupakan suatu hal yang biasa
dan sudah lumrah, coba kita bayangin cewek- cewek yang berpakaian minim dengan mengunakan rok mini, celana pendek , baju yg sebenarnya bagi orang-orang dulu berfungsi sebagai baju dalam, malah menjadi bahan untuk di pelototin........hmmmm... yang seperti ini nih gimana?

Even pajang tubuh ini sudah menjadi trend dalam realita kehidupan kita sehari-hari, setiap hari kita disuguhi oleh pemandangan dan tontonan-tontonan yang terkesan mengeksploitasi kaum hawa, mulai dari pagi hari sampai menjelang tidur. Hal-hal yang bisa menurunkan degradasi moral ini bisa kita lihat melalui media-media elektronik maupun media cetak.
Penampilan wanita-wanita yang memakai pakaian yang sebenarnya, pakaian itu lebih cocok
dipakai oleh adik mereka yang baru berusia 6 tahun bukanlah merupakan suatu hal yg langka.

Begitu pula dengan kaum adam (laki-laki). mereka sudah ngga memperhatikan lagi batas aurat mereka
yang di mulai dari bawah pusar sampai lutut pun terkadang hal itu sudah ngga di indahkan lagi, enak saja keluar rumah
dengan memakai celana pendek, tanpa memakai baju lagi......!!!!!! Zaman dulu pula kaum laki-laki
yang memakai anting di anggap tidak pantas dan akan di cap sebagai banci, tapi zaman sekarang kaum laki-laki yang memakai anting dianggap biasa-biasa saja, bahkan yang lebih parah lagi
laki-laki yang memakai anting malah dianggap sebagai lambang laki-laki sejati atau laki-laki tulen yah biasa di sebut anak metal, yah memang zaman dah semakin edan sepertinya ini dah merupakan salah satu tanda bahwa kiamat sudah dekat.

Sekarang masalah bertukar model antara laki-laki dan perempuan bukan lagi merupakan
suatu hal yang aneh.
laki-laki banci alias hombreng semacam itu sudah tidak terhitung lagi banyaknya
hampir diseluruh pelosok nusantara ini dapat kita temukan.

Fenomena memajang aurat, tukar model pakaian, semakin menjamur dimana-mana
ditambah lagi dengan model pergaulan bebas yang ngga ada batasan antara kaum laki- laki dan perempuan yang semakin memperkeruh keadaan
rasa malu seakan-akan telah sirna di hati masyarakat kita. dulu kakek nenek kita menikah
atas jodoh dari orang tua memang kurang pas sih tapi................!!!!!
Tapi sekarang keadaan dah berubah remaja-remaja masa kini kalau
pergi kemana-mana berpasangan, bergandengan tangan, berpelukan, plus gonta ganti pasangan
adalah hal yang biasa kita lihat. Yaaaaaaaaaaaaah.............mereka baru tahu malu,
ketika menikahnya di dahului oleh suatu " kecelakaan".
Rasa malu dah di kesampingkan oleh oknum-oknum ini, tentunya dengan berbagai
alasan yang terkesan di buat-buat.
. " Kalo ngga di tawarkan mana ada yang mau dengan gue ".
itulah sekilas alasan dari mereka, takut tidak dapat jodoh juga merupakan suatu alasan
untuk mereka ngga kenal dengan rasa malu, yang lainnya beralasan biar ngga dikatakan ketinggalan zaman, kan malu di tinggal sama teman-teman.
Hmmmm........kok kenyataan pandangan yang seperti ini terkesan sangat keliru ya...
soalnya dah banyak bukti akhwat -akhwat yang penampilannya serba tertutup
yang kuat menjaga ghirahnya belum selesai, apa lagi kalau yang dah selesai study seperti di kampus ana rata- rata jodohnya cepat semua hehehe...... kecuali yang belum punya niat dan masih banyak pertimbangan lain, disamping itu faktor keluarga juga biasanya yang meperkeruh bukannya ngga ada yang menghampiri cuman faktor itu tadi.

Islam menempatkan rasa malu pada tempat yang sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari sabda Rasulullah:
" Malu dan Iman saling berpasangan. Bila salah satunya hilang. Maka yang lain juga turut hilang."
( riwayat Al-hakim).

" Malu itu hanya mendatangkan kebaikan." ( Riwayat Muslim, Abu dawud. dan imam ahmad)

"Jika kau tak punya rasa malu berbuatlah sesuka hati"

Yang tidak malu untuk memakan makanan haram, mengumbar aurat,
dan berpacaran mungkin akan merasa senang dan terasa kenyang,banyak teman,
dan dapat pacar,tapi sudah pasti kesempurnaan imannya hilang
dan tidak akan mendapatkan kebaikan.
Tinggal kita pilih yang mana mau yang enak di dunia tapi sengsara kemudian,
atau malu saja tapi mendapatkan bekal yang lebih buat menuju pintu akhirat.

Rasa malu yang terdapat pada seorang mu'min selayaknya tidak menghalanginya
untuk menyampaikan kebenaran, beramal salih, mencari ilmu, serta beramar ma'ruf nahi mungkar.
Malu pada tempat yang tidak benar mungkin bisa menghindarkan kita dari cemoohan
dan ocehan orang, yaaaa..... kayak jadi lagunya iis dahlia saja nih.....!!!!
Akan tetapi seringkali keuntungan yang di dapat dari hal itu cenderung bersifat semu.
janganlah kita menafikan masih ada keuntungan yang lebih terkhusus buat diri pribadi,
apa lagi ketika hal itu berbentuk bekal untuk akhirat kelak.

Mau tapi Malu
Menurut anda mana yang lebih tepat antara " Mau tapi malu, atau malu tapi mau?"
Pada intinya mungkin orang yang berusaha melontarkan kedua ungkapan itu,
sama-sama mau dan sama-sama malu. Tapi mungkin yang lebih mendekati lagi dengan kebenaran adalah ungkapan pertama.
Alasanya pertama, karena ungakapan itu lebih jujur.
kalau soal mau,
dasarnya hati manusia memang terlalu banyak maunya.
Ungkapan yang kedua, justru sebaliknya dasarnya memang rasa malu,
karena akan terkesan malu-maluin kalau ada orang yang ngga punya rasa malu.
Tapi karena mau, akhirnya yang bikin malupun tetap di libas. Siapa takut?
Hmmmm... iklan sampo clear kali yeee..........!!!

Malu dalam Masalah
Kata malu sering di salah artikan sampai-sampai ada istilah
" Malu melakukan kebaikan itu ngga bener, tapi malu melakukan maksiat, itu baruuuuu bener..."
Rasa malu hanya mendatangkan kebaikan, terus bagaimana ketika ada orang
yang merasa malu untuk datang ke mesjid , malu untuk memakai jilbab,
jangankan tuk memakai cadar untuk sekedar pakai kudung buat menutupi kepalanya
saja dia merasa malu, dengan alasan kecantikannya ngga bisa di lihat dan di nikmati
oleh banyak orang, dan ada juga yang merasa malu buat menyerukan kebenaran dan seterusnya?
perlu di tegaskan itu bukanlah rasa malu tapi sifat pengecut !!!!!!

Kalau orang memakai pakaian mini, aurat terlihat dan di pajang sana sini, malu?
Yaaaaa.....
wajar saja barang yang seharusnya dirahasiakan eh... malah kelihatan.
Tapi mengapa ketika menutup barang rahasia dan menjaga kehormatan kok malu,
itu ngga ada.Yang ada cuman rasa takut mendapatkan ejekan dari orang.
takut di tinggalkan oleh teman.
Hmmm...... apa lagi istilah yang pasnya untuk menggambarkan
ketika kita merasa malu di tinggalkan sama teman "malu di tinggal temen?
Enggak ah ..kalau takut sih iya.
" Malu deh dibilang sok alim "... lhaaa kok hal itu bisa terjadi .....
Seseorang dikatakan memiliki rasa malu, jika dia pernah membuat suatu kesalahan
tapi dia berusaha untuk memperbaiki diri dari kesalahan itu,
dan berusaha untuk menjadikan kesalah itu sebagai sebuah pelajaran
yang paling berharga, agar kelak dia tidak terjatuh kedalam jurang kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya. wallahu a'lam bishawab.







 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ok, maybe that right. tapi jangan khawatiiiir, disitulah lahan dakwah. hanya aku pesen "KALO MO NGEBRANGIN ORANG DISEBERANG SUNGAI, JANGAN KERUK TUH SUNGAI, TAPI BIKINLAH JEMBATAN"