Kamis, 24 Januari 2008

PENGARUH JAMALUDDIN AL-AFGHANI TERHADAP MANHAJ DAKWAH HASAN AL-BANNA

PENGARUH JAMALUDDIN AL-AFGHANI TERHADAP MANHAJ DAKWAH HASAN AL-BANNA
Bismillahirrahmanirrahim।

Pengantar
Sebagaimana penjelasan pada artikel terdahulu (Jamaluddin Al-Afghani Manusia Seribu Wajah Pujaan Surkati dan artikel Maka Menangislah), alhamdulillah kita telah memahami pengaruh besar Jamaluddin Al-Afghani terhadap manhaj dakwah Syaikhul Irsyad, Ahmad As-Surkati As-Sudani. Kitapun telah membaca fatwa Syaikh Ubaid Al-Jabiri hafidhahullah tentang kesamaan “platform” antara dakwah Al-Irsyad Al-Islamiyyah dengan gerakan Al-Ikhwanul Muslimin-nya Hasan Al-Banna (walaupun salah seorang fanatikusnya, AS harus memaksakan diri dengan membantah fatwa Syaikh Ubaid tersebut). Nah, untuk semakin mengokohkan fakta kesamaan antara kedua organisasi Islam di atas, betapa kedua pendiri organisasi tersebut (As-Surkati As-Sudani dan Hasan Al-Banna) ternyata masih “saudara seperguruan”, maka kami akan memaparkan lebih lanjut “betapa samanya” sikap dan pujian Hasan Al-Banna (dan As-Surkati) terhadap dua agen rahasia Yahudi Fremasonry, Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh.
Saudaraku rahimakumullah, sebuah website yang menggunakan nama kitab suci umat Islam dalam forum “omong kosongnya” telah memfasilitasi tuduhan-tuduhan jahat (tanpa bukti dan fakta) terhadap Salafiyyin Ahlussunnah dengan sebutan CIAlafy, Mossadlafy dan sejenisnya. Kita tidak bermaksud untuk “membalas” dengan melemparkan kembali tuduhan kosong tersebut kepada pemikiran dan gerakan Ikhwanul Muslimin sebagaimana nuansa dakwah yang diembannya. Kita hanyalah akan mengemukakan fakta kesaksian para tokoh Ikhwanul Muslimin sendiri bahwa manhaj gerakan ini dan pendirinya tidak bisa dilepaskan dari peran penting seorang agen Yahudi, Jamaluddin Al-Afghani.
Sekadar mengingatkan kembali, seorang pembela gerakan Ikhwanul Muslimin dan gerakan Ba’asyiriyyin yakni Abduh ZA di dalam bukunya “Saya Teroris? Saya Khawarij?”, hal. 311-312, cetakan1-Juni 2006, Pustaka Al-Kautsar) yang menempatkan “Syaikh Jamaluddin Al-Afghani” dalam urutan pertama “daftar para ulama dan syuhada yang dilecehkan Al-Ustadz Luqman” (ibid, hal.311).
Abduh berkata:”Al-Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh berkata,”Bahkan pendiri kelompok ini banyak terpengaruh oleh pemikiran seorang Syi’ah Rafidhah, yaitu Jamaluddin Al Afghani”
Abduh melanjutkan:”Demikian, tuduhan dan pelecehan Al Ustadz Luqman kepada Syaikh Jamaluddin Al Afghani rahimahullah, seorang ulama besar dari Afghanistan yang diakui umat dan telah berjasa besar bagi Islam dam kaum Muslimin, di mana sebagian kalangan bahkan menyebut beliau sebagai seorang mujadid atau reformer saat itu. Padahal, mengatakan seorang muslim sebagai Syi’ah Rafidhah, sama saja dengan mengafirkannya. …Benarkah Jamaluddin Al-Afghani seorang Syi’ah Rafidhah? Ustadz Samir Halabi berkata,”Sebagian pengamat mengatakan bahwa Jamaluddin Al-Afghani adalah orang Iran dari kota Asadabad, dekat kota Hamdan. Mereka menganggap bahwa Al-Afghani bermadzhab Syi’ah Ja’fariyah, sekalipun beliau terkenal dengan penisbatannya kepada negeri Afghanistan, bermadzhab Sunni, menyebutkan kata Al-Afghani untuk dirinya, dan kedekatannya bersama para uylama Ahlu Sunnah di berbagai negeri Islam yang beliau kunjungi…Secara keseluruhan, semua dalil yang mengatakan Al-Afghani sebagai orang Iran dan bermadzhab Syi’ah tidak bisa dipertanggungjawabkan. Semuanya terpatahkan dengan sendirinya oleh buku-buku karya Jamaluddin Al-Afghani dan perjalanan hidupnya, di mana semua itu menunjukkan dengan jelas bahwa beliau adalah orang Afghanistan yang Sunni, dan bukan orang Iran yang Syi’ah” (Siapakah.., hal.311-312).
Benarkah ucapan Ustadz Samir Halabi yang dinukil oleh Abduh ZA ini? Dan jangan anda terkejut kenapa Abduh ZA sedemikian meradang ketika Jamaluddin Al-Afghani sedikit diungkap kesesatannya oleh Ustadz Luqman, karena orang ini adalah “pemilik Pan Islamisme/Wihdatul Firqah” yang memberikan inspirasi bagi gerakan Al-Banna dengan Ikhwanul Musliminnya sebagaimana As-Surkati dengan Hizbul Irsyadnya. Saudaraku kaum Muslimin, silakan anda menyimak profil ulama dan syuhada yang dimiliki oleh Abduh ZA yang salah satu bukunya direkomendasikan kepada umat oleh Muhammad Arifin Badri.” (Badai Fitnah, Bab Jamaluddin Al-Afghani Manusia Seribu Wajah Pujaan Surkati)

Dalam bukunya, “Mudzaakaraatud Da’wah wad Da’iyyah” halaman 182, Hasan Al-Banna memberikan pujian kepada Jamaluddin Al-Afghani, murid-muridnya dan dakwahnya:
“Musthafa Kamil dan Farid, demikian pula tokoh sebelum keduanya, Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh telah sukses membangun kebangkitan Mesir(!), seandainya suatu bangsa mau mengikuti jalan mereka, serta tidak menyimpang darinya, sungguh bangsa tersebut akan dapat meraih cita-citanya atau paling tidak ia akan memperolah kemajuan yang cukup signifikan dan tak akan mengalami kemunduran. Juga akan mendapatkan keberuntungan dan tak akan mengalami kerugian.”
Muhammad Dhaya’uddin Ar-Rais, menulis dalam majalah “Ad-Da’wah” (Ikhwaniyyah), Edisi 13 Rajab 1397, hal.22:
“Sesungguhnya bangsa ini (Mesir), yang telah dipilih oleh Jamaluddin sebagai lahan penyebaran risalahnya demi kembalinya kekuatan Islam, hal mana telah dibaca oleh Muhammad Abduh, pencetus bangkitnya kajian ilmu-ilmu keIslaman. Semangat ini kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Rasyid Ridla, Thanthawi Jauhari, Farid Wajdi dan selain mereka….yang kemudian memunculkan JAMA’AH IKHWANUL MUSLIMIN yang sejalur dengan “mushlihin “ pendahulunya.
Dalam sebuah makalah yang ditulis oleh Shaleh Asymawi dalam majalah “Ad-Da’wah” (Ikhwaniyyah) Edisi 21 Rabi’ul awwal 1398H, hal.23 dengan judul “Hasanul Banna Marhalah fii Taariikhil Kifaahil Islami”, ia mengatakan:
“Cara yang ditempuh Hasan Al-Banna dalam perangnya melawan penjajahan dan semangat revolusi kemerdekaan yang dikobarkannya serta dakwahnya untuk persatuan Islam adalah dengan menciptakan sistem halaqah model baru yang diadopsi dan dimodifikasi dari model halaqah Jamaluddin Al-Afghani sebelumnya. Yang kesemuanya untuk tujuan memperjuangkan Islam. Dan nyata sekali bahwa Hasan Al-Banna telah berhasil mengawinkan dua model perjuangan, yaitu model yang telah digariskan oleh As-Sayyid Jamaluddin –sang tokoh revolusi kemerdekaan- dengan model perjuangan Muhammad Abduh”
Diantara karya tulis yang paling mengejutkan yang pernah saya (penulis) baca tentang pujian terhadap Jamaluddin Al-Afghani Al-Masuuny adalah tulisan Mahmud Abdul Halim Ash-Shufiy, salah seorang tokoh Partai Ikhwanul Muslimin dalam bukunya: “Al-Ikhwanul Muslimun Ahdats Shana’at Taarikh” jilid 3, hal.574:
“Sejarah Jamaluddin telah menjadi saksi bahwa mayoritas murid dan sahabatnya yang menonjol adalah dari kalangan non muslim, diantaranya adalah ADIB ISHAQ AL-MASIIHI AD-DIMASYQI dan YA’QUB SHANU’ AL-YAHUDI.
Jamaluddin telah memberikan motivasi khusus kepada Adib Ishaq untuk membidani lahirnya dua surat kabar “MISHR” dan “AT-TIJAARAH”. Dia dua surat kabar ini dimuat tulisan-tulisan Jamaluddin sendiri.
Selain itu dia juga mendorong Ya’qub Shanu’ untuk menagani majalah humor “ABUN NADHAARAH AZ-ZURAQAA’”
Pada bagian lain tulisannya, ia (Mahmud Abdul Halim) juga mengatakan:
“Singkat kata, bahwa sosok kehidupan Al-Afghani persis seperti yang disinyalir oleh hadits Nabi yang mulia:
“Sesungguhnya Allah akan membangkitkan dari umatku -di setiap seratus tahun- seorang pembaharu (mujaddid) bagi agamanya” (!!!!)
[Perhatikan pernyataan gembong besar Ikhwan ini!!?]
Aku (penulis) mengatakan: Dengan ini menjadi jelaslah bagi anda, wahai para pembaca, dari tulisan yang saya paparkan sebelumnya, dengan dukungan data-data yang rinci yang berasal dari berbagai literatur (yang relevan dengan pembahasan tersebut). Dengan demikian anda akan mengetahui secara gamblang: BAHWA DAKWAH HASAN AL-BANNA ADALAH DAKWAH YANG SEJALAN (dan sejalin, -pent) DENGAN DAKWAH JAMALUDDIN AL-AFGHANI.
Fakta ini telah dikuatkan oleh pernyataan-pernyataan para murid dan koleganya dalam pembahasan sebelumnya, serta akan diperjelas lagi secara rinci pada bab-bab berikutnya. Wabillahittaufiq.
Kami (penyusun) katakan: Setelah penjelasan ini semua yang ditulis oleh Farid bin Ahmad dalam bukunya “”Da’watul Ikhwanil Muslimin fi Mizanil Islam”, masihkah anda merasa aneh dengan pernyataan mereka: “Sesungguhnya peperangan kita dengan Yahudi bukanlah karena aqidah”(??!)
Bagaimana Ikhwanul Muslimin akan memerangi kaum Yahudi tersebut karena aqidah, sementara melalui Hasan Al-Banna kemudian melalui Jamaluddin Ar-Rafidhi Al-Yahudi ternyata Ikhwanul Muslimin juga memiliki kaitan historis dengan kaum Yahudi Fremasonry itu sendiri sebagaimana pujian-pujian para tokoh mereka terhadap tokoh organisasi Yahudi ini!!
Jika tidak karena aqidah, lalu karena apa? Mereka akan menjawab: “karena mereka telah merampas tanah Palestina, mengusir penduduknya dan membunuh yang tersisa!” (Al-Ikhwan Al-Muslimun Mendzalimi Anuerah Allah, hal.197, Farid Nu’man).
Farid Al-Ikhwani menegaskan: “Tentang pernyataan Syaikh Al Qardhawy bahwa peperangan kita dengan Yahudi bukanlah perang aqidah, melainkan karena mereka merampas tanah kaum muslimin, mengusir dan memerangi penduduknya telah ia terangkan dalam fatwa-fatwanya. Syaikh berkata, “Pengingkaran mereka terhadap ucapan saya, Sesungguhnya kami memerangi Yahudi bukan karena akidah, adalah sebuah hakikat yang dibenarkan kenyataan” (ibid, hal.199).
Benar, demikianlah “sebuah hakekat yang dibenarkan oleh kenyataan”, sejak kapan aqidah menjadi hal terpenting bagi dakwah Ikhwanul Muslimin? Kuasai parlemen..kuasai parlemen, gulingkan “thaghut” dan tegakkan Syari’at Islam!
Bagaimana mereka akan menegakkan syaria’t Islam sementara demokrasi ala Yunani dan demonstrasi campur baur laki perempuan ala kuffar adalah “platform” JIHAD Ikhwanul Muslimin?! Dari rahim gerakan Ikhwaniyyah-lah lahir dan disuburkan gerakan pengkafiran terhadap muslimin dan para penguasa muslim serta pengeboman bunuh diri di sana sini!! Bahkan merekalah yang pertama kali menumbangkan aturan-aturan syari’at Islam sebelum kekuasaan di negara ini dapat direbutnya!! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
(penyusun: Abdul Hadi)

Tidak ada komentar: